Peninggalan Kerajaan Kediri – Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu adalah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang. Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu yang ada di Jawa Timur.
Baca Juga : Prasasti Peninggalan Kerajaan Kalingga
Dari awal berdiri, ada 8 raja kerajaan kediri yanga memerintah diantaranya Sri Jayawarsa, Sri Brameswara, Prabu Jayabaya, Sri Sarwaswera, Sri Aryeswara, Sri Gandra, Sri Kameswara dan Sri Kertajaya. Masa kejayaan kerajaan kediri terjadi pada saat pemerintahan Prabu Jayabaya.
Peninggalan Kerajaan Kediri
Peninggalan kerajaan kediri banyak berupa prasasti, candi dan juga kitab.
Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri
Berikut prasasti yang menjadi sumber sejarah kerajaan kediri diantaranya yaitu:
Prasasti Kamulan
Letak prasasti berada di Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti Kamulan dibuat pada masa pemerintahan Kertajaya yaitu sekitar tahun 1116 Saka atau 1194 M. Prasasti kamulan berisi mengenai bukti berdirinya Kabupaten Trenggalek yakni pada tanggal 31 Agustus 1194, hari rabu kliwon .
Prasasti Galunggung
Lokasi penemuan prasasti Galunggung berada di Rejotangan, Tulung Agung. Prasasti Galunggung mempunyai ukuran 160x80x75 cm dengan penulisan aksara Jawa Kuno yang dipahat sebanyak 20 baris namun isinya kini sudah sangat sulit dibaca dan yang terbaca hanya tahunnya yang tertulis 1123 Saka.
Baca Juga : Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Prasasti Jaring
Prasasti Jaring dibuat pada 19 November 1181. Prasasti ini berisi tentang harapan penduduk dukuh Jaring yang dikabulkan lewat senapatinya yang bernama Sarwajala. Melalui prasasti ini, diketahui bahwa gelar yang digunakan para pejabat kediri menggunakan nama hewan, seperti Lembu Agra, Menjangan Puguh dan Macan Kuning.
Prasasti Panumbangan
Prasasti Panumbang dibuat pada masa pemerintahan maharaja Bemeswara pada 2 Agustus 1120. Prasasti ini berisi tentang penetapan desa Panumbang sebagai sima swatantra atau desa bebas pajak.
Prasasti Talan
Lokasi penemuan prasasti Talan yaitu desa Gurit, Blitar, Jawa Timur. Pembuatan prasasti ini dilakukan pada tahun 1058 Saka atau 1136 Masehi. Isi prasasti talan adalah meresmikan desa talan bergabung ke wilayah Panumbang yang bebas pajak. Pada prasasti ini terdapat pahatan Garudhamukalanca, yaitu pahatan dengan bentuk menyerupai manusia dengan sayap dan berkepala Garuda.
Baca Juga : Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Prasasti Sirah Keting
Isi prasasti sirah keting adalah tentang Jayawarsa yang memberikan penghargaan berupa tanah kepada rakyat desa karena dianggap berjasa.
Prasasti di Tulungagung dan Kertosono
Prasasti dari Raja Kameshwara yang terletak di Tulungagung dan Kertosono dan berisi mengenai permasalahan agama keagamaan.
Prasasti Ngantang
Isi prasasti Ngantang adalah mengenai pemberian hadiah oleh Jayabaya untuk rakyat Desa Ngantang berupa tanah dan dibebaskan dari pajak karena rakyat desa telah berbakti pada kediri.
Prasasti Padelegan
Prasasti ini diperkirakan dibuat pada tahun 1038 Saka atau 11 Januari 1117 Masehi sebagai penghargaan atas pengabdian desa padelegan saat Raja Kamesywara memerintah. Prasasti ditulis dalam bahasa jawa kuno dengan ukuran ketebalan 18 cm, lebar bagian bagian atas 81 cm, bagian puncak kurawal 145 cm dan lebar bagian bawah 70 cm.
Baca Juga : Sejarah Kerajaan Samudera Pasai
Prasasti Ceker
Isi prasasti ceker adalah penghargaan raja yang diberikan ke desa Ceker karena telah mengabdi untuk kemajuan Kediri.
Candi Peninggalan Kerajaan Kediri
Berikut beberapa candi peninggalan kerajaan kediri, diantaranya yaitu
Candi Penataran
Candi penataran adalah candi termegah yang ada Jawa Timur. Letak candi Penataran ada di lereng Gunung Kelud bagian Barat Daya, akuratnya berada dibagian utara kota Blitar. Berdasarkan prasasti yang ditemukan di sekitar penggalian candi, terungkap bahwa candi dibangun sekitar abad ke 12 sampai abad ke-14 M atau pada masa pemerintahan Raja Srengga hingga pemerintahan Raja Wikramawardhana.
Candi Tondowongso
Candi Tondowongso ditemukan pada tahun 2007 dan lokasi penemuannya berada di Desa Gayam, Kec. Gurah, Kediri, Jawa Timur. Dilihat dari corak dan bentuk arca yang ada di area penemuan candi, diketahui bahwa candi ini dibangun pada abad ke-9 atau diawal peralihan pusat politik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Candi Gurah
Candi Gurah ditemukan pada tahun 1957 dan lokasi penemuan candi ini berada di Kec. Gurah, Kediri, Jawa Timur. Candi ini terletak sekitar 2 km dari lokasi candi tondowongso. Berdasarkan temuan pondasinya, diperkirakan ukuran candi gurah yaitu 9 meter x 9 meter.
Baca Juga : Sejarah Perang Aceh
Candi Mirigambar
Letak penemuan candi mirigambar beradadi lapangan desa Mirigambar, Kec. Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur. Diprediksi, candi ini didirikan pada tahun 1214-1310 Saka dan dibuat dengan struktur kerikil bata merah. Pada tahun 1965 terjadi agresi ikonoklastik, seorang petinggi desa Mirigambar mempertahankan candi sehingga sampai kini candi ini masih bisa ditemui.
Candi Tuban
Letak candi ini berada sekitar 500 m dari candi mirigambar. Saat ditemukan candi Tuban hanya tinggal bagian pondasinya saja dan karena tidak mungkin dibangun lagi maka candi ini ditimbun tanah kembali.
Kitab Peninggalan Kerajaan Kediri
Berikut beberapa kitab peninggalan kerajaan kediri, terdiri atas:
Kitab Baratayuda
Kitab Baratayudha dibuat pada zaman Jayabaya, kitab ini menggambarkan perang saudara yang terjadi antara panjalu dan Jenggala yang diilustrasikan menjadi perang antara pandawa dan kurawa.
Kitab Arjuna Wiwaha
Kitab arjuna wiwaha adalah kakawin pertama yang berasal dari Jawa Timur. Karya sastra ini ditulis oleh Mpu Kanwa pada masa pemerintahan PrabuAirlangga, yang memerintah di Jawa Timur dari tahun 1019 sampai dengan 1042 Masehi. Sedangkan kakawin ini diperkirakan digubah sekitar tahun 1030.
Kitab Arjuna menceritakan tentang kisah Arjuna pada saat ia dipenjara di Gunung Mahamerau dan para dewa mengujinya dengan tujuh malaikat yang diutus. Malaikat ini diperintahkan untuk mengganggunya. Nama-nama malaikat yang tersohor ialah Dewi Supraba dan Tilottama. Malaikat gagal menggoda Arjuna dan Batara Indra menyamar menjadi Brahmana tua.
Baca Juga : Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia
Mereka membahas agama dan Indra menjelaskan identitasnya dan pergi. Kemudian seekor babi menggila dan Arjuna menembaknya mati. Di waktu yang sama seorang pemburu tua datang dan menembaknya.
Ternyata pemburu tersebut adalah Siwa Batara. Kemudian Arjuna diperintahkan untuk melenyapkan Niwatakawaca, yaitu raksasa pengganggu di langit. Arjuna memenuhi misinya dan diberikan hadiah untuk menikahi ketujuh malaikat ini.
Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana digubah oleh Mpu Darmaja pada zaman Raja Kameswari. Kitab ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang bernama Smara dan Rati yang mengganggu pertapaan Dewa Syiwa. Mereka terkena ketuk dan mati terbakar lalu dihidupkan kembali dan menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya.
Kitab Mahabarata
Kitab ini menceritakan tentang perselisihan antara keturunan Raja Bharata dari Hastinapur yaitu Pandawa sebagai sisi baik melawan Kurawa sebagai kemalasan. Pandawa (lima saudara kandung) dan Kurawa (seratus saudara laki-laki: 99 laki-laki, satu perempuan) adalah sepupu dari garis ayah.
Perang antara pandawa dan kurawa dikenal sebagai Bharatayudha (perang antara keturunan Bharata), perang ini terjadi di wilayah Kurusetra dan dimenangkan oleh Pandawa. Meskipun menang, banyak saudara dan hamba Pandawa meninggal dalam perang.
Kitab Gatotkacasraya
Pengarang kitab Gatotkacasraya adalah Mpu Panuluh. Isi kitab Gatotkacasraya berupa kisah pahlawan yang menyatukan putra Arjuna (Abimanyu) dengan Siti Sundhari. Pahlawan tersebut bernama Gatotkaca.
Kitab Kresyana
Kitab Kresnayana ditulis oleh Mpu Triguna pada zaman Raja Jayaswara. Isinya mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini.
Kitab Lubadka
Kitab ini digubah oleh Mpu Tanakung pada zaman Raja Kameswara. Kitab lubadka berisi cerita seorang pemburu bernama lubadka yang telah banyak membunuh suatu pada Syiwa, sehingga rohnya yang seharusnya masuk neraka menjadi ditempatkan di surga.
Kitab Hariwangsa
Kitab Hariwangsa dikarang oleh Mpu Panuluh. Hariwangsa berarti keturunan Wisnu. Namun sebagian orang beranggapan nama ini kurang tepat disebabkan karena hanya ada sedikit dari ceritanya. Kitab inbi dibuat pada tahun 1135-1157 Masehi atau saat pemerintahan Prabu Jayabaya.
Baca Juga : Masuknya Islam Ke Indonesia
Kitab Sumarasantaka
Kitab Sumarasantaka dikarang oleh Empu Monaguna. Kitab ini berisi kutukan harini, yaitu seorang bidadari yang membuat kesalahan lalu dikutuk menjadi manusia dan sembari menunggu kutukan tersebut musnah, Harini diharuskan tinggal di bumi untuk sementara.
Kitab Ling Way Taita
Kitab ini berisi kisah kehidupan pemerintahan kerajaan Kediri.
Kitab Hariwangsa
Kitab ini berisi kisah asal usul Krishna yang merupakan sepupu sekaligus penasihat perang Pandawa . Ia juga mendesak Arjuna yang parah semangat untuk melawan Kurawa yang telah melawan dan menghabisi guru, leluhur dan saudaranya sendiri.
Demikian artikel pembahasan tentang peninggalan kerajaan kediri secara lengkap. Semoga bermanfaat